28 November 2008

HARAPAN YANG TERTUNDA [postponed hopes]

11/28/2008 by MEKARWANGI · 0 komentar
Label: ,




















Ekspresi wajah-wajah calon buruh migran perempuan yang gagal diberangkatkan ke luar negeri karena dinyatakan "unfit" dalam medical check-up.
Karya: Arman [Mekarwangi]
Tanggal: 26 November 2008
Lokasi: Stasiun Kereta Jatinegara, Jakarta
***
***
Expressions of faces of potential women migrant workers who failed to go abroad due to "unfit" status in the medical check-up.
By: Arman [Mekarwangi]
Date: 26 November 2008
Location: Jatinegara Train Station, Jakarta

24 November 2008

Sharing Pengalaman dengan Microsoft dalam Rangka Perlindungan Buruh Migran Indonesia

11/24/2008 by MEKARWANGI · 0 komentar
Label: , ,
Lili Purwani dari Seruni-Banyumas menceritakan pengalamannya
saat menjadi buruh migran di Hongkong.

Cardi Syaukani dari Mekarwangi berbagi cerita tentang
manfaat teknologi informasi bagi masyarakat pedesaan.

Foto bersama dengan staff Microsoft sebelum berpamitan


Jakarta -- Mekarwangi terus melakukan upaya untuk membangun kepedulian akan nasib buruh migran termasuk dengan kalangan korporasi. Upaya ini harus dilakukan karena korporasi memiliki peluang yang cukup besar sesuai sektor yang digarapnya.

Pada tanggal 24 November 2008, Mekarwangi melakukan diskusi dengan sebagian staff Microsoft. Karena waktu yang sangat terbatas bagi staff Microsoft, maka diskusi dilakukan sambil makan siang di kantor Microsoft. Dalam kesempatan itu, Lili Purwani dari Paguyuban Seruni, Banyumas, mencurahkan pengalamannya sebagai buruh migran di Hongkong. Bagi Lili bercerita kembali seakan mengorek luka lama karena selama 7 bulan bekerja di Hongkong, ia dipindah-dipindahkan ke majikan lain dan dipulangkan tanpa gaji.

Sementara itu, Eko Indriyanti, rekan Lili, lebih beruntung karena selama 7 tahun bekerja di Hongkong, ia dapat menabung hasil jerih payahnya. Selain itu, Eko dapat beraktivitas di organisasi di sebuah serikat buruh migran Indonesia IMWU, dimana ia berkesempatan mengembangkan kapasitas pribadinya, khususnya dalam hal teknologi informasi. Berkat kemampuannya itu, ia dipercaya mengisi desk Indonesia di sebuah surat kabar Hongkong.

Di bagian lain, Cardi Syaukani, Koordinator Mekarwangi, mengutarakan pentingnya teknologi informasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat di pedesaan. Dalam konteks buruh migran, teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang benar karena masih marak kasus-kasus yang menimpa buruh yang disebabkan minimnya akses informasi yang valid. Salah satu penyebabnya adalah masih mahalnya teknologi informasi bagi masyarakat di pedesaan. Untuk itu, Mekarwangi mengusulkan agar Microsoft dan pemerintah daerah dapat menyediakan teknologi informasi yang murah dan legal.

Bagi staff Microsoft sharing pengalaman itu menambah pemahaman tentang isu-isu buruh migran Indonesia. Sebagai wujud kepeduliannya, Microsoft mengungkapkan keinginannya untuk bermitra dengan Mekarwangi. [sy/rp]

06 November 2008

ILM: MEMBUKA REKENING BANK #1 [psa: open bank account #1]

Topik: Membuka Rekening Bank Sebelum Berangkat
Tujuan: Mendorong Calon TKI Membuka Rekening Bank
Produksi: Mekarwangi, November 2008
Untuk mendownload ILM, silakan klik di sini.
Untuk mendownload skrip ILM, silakan klik di sini
***
Topic: Opening bank account before going abroad
Objective: To encourage migrant workers to open a bank account

Produced by: Mekarwangi, November 2008

To download the PSA in Indonesian Language, click here.
To download the script in Indonesian and English Language, click here.

05 November 2008

ILM: MEMBUKA REKENING BANK #2 [psa: open bank account #2]

Topik: Cerdas Memanfaatkan Uang Hasil Kerja Sebagai TKI
Tujuan: Mendorong Calon TKI Untuk Membuka Rekening Sebelum Berangkat Menjadi TKI
Produksi: Mekarwangi, November 2008
Untuk mendownload ILM ini, silakan klik di sini.
Untuk mendownload skrip ILM, silakan klik di sini.
***
Topic: Wise use of migrants’ money
Objective: To encourage potential migrant to open a bank account before leaving the country
Produced by: Mekarwangi, November 2008

To download the PSA in Indonesian Language, please click here.
To download the script in Indonesian and English Language, please click here.

22 September 2008

Dimana Nurani Kita?

9/22/2008 by MEKARWANGI · 0 komentar
Label: ,

Rencana pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri (TKI) hingga 1 juta orang ke berbagai negara tujuan oleh APJATI (Asosiasi Pengerah Tenaga Kerja Indonesia) harus disikapi secara bijak. Menurut Ketua Umum APJATI Komjen Pol (Purn) Nurfaizi pengiriman TKI tersebut dalam rangka membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran. Alasan tersebut memang bisa diterima. Pertama, pemerintah hingga sekarang masih kewalahan menekan pertumbuhan angka pengangguran. Kedua, pemerintah memperoleh devisa yang cukup besar nomor dua setelah migas. Menurut Nurfaizi pengiriman TKI dari tahun 2003-2008 telah menghasilkan devisa Rp167 triliun. Ketiga, jika dari 1 juta TKI yang dikirim memberi manfaat bagi peningkatan ekonomi orang lain minimal masing-masing TKI memeri manfaat bagi 3 orang lain maka secara matematis 3 juta rakyat Indonesia akan ikut tertolong. Keempat, beban pemerintah sudah bekurang minimal selama 2 tahun kontrak kerja tidak lagi mengeluarkan subsidi bagi mereka. Kelima, PJTKI/PPTKIS dan jaringan kerjanya (sponsor, calo, petugas lapangan, dll) akan mengeruk keuntungan yang jumlahnya tidak sedikit.

Dilihat dari sudut bisnis angka-angka tersebut sungguh sangat fantastis dan prospektif bagi para pelaku bisnis. Namun masalahnya apakah pengiriman TKI harus selalu menggunakan pendekatan bisnis. Sebab yang dikirim adalah manusia bukan komoditi yang kalau tidak laku dijual bisa ditukar dengan beras ketan atau barter dengan produk yang sudah membludak di dalam negeri.

Nampaknya kita harus disadarkan kembali pada persoalan buruh migran Indonesia hingga kini masih dihadapkan segudang masalah. Masih banyak buruh migran yang terabaikan hak-haknya sedangkan upaya yang dilakukan belum maksimal. Pemerintah, PJTKI, dan komponen masyarakat lain belum sejalan dalam mengatasi masalah buruh migran yang sudah terlanjur ada. Apalagi ditambah 1 juta lagi dan bertambah lagi pada tahun berikutnya.

Sudah seberapa banyak mampu mengatasi buruh migran yang bermasalah. Ingat, masalah buruh migran tidak melulu persoalan uang seperti tidak digaji dan asuransi. Sebut saja Sumiyati asal Cirebon yang sepanjang hidupnya harus menanggung penderitaan fisik akibat dianiaya majikan. Dewi, gadis belia asal Cirebon yang hidupnya tidak boleh lepas dari tongkat untuk menyangga tubuhnya karena cacat seumur hidup. Kemudian, Karsem wanita berusia 57 tahun yang cemas akan nasib anak gadis yang pergi 15 tahun yang lalu yang hingga kini belum pulang.

Kisah tadi hanya segelintir dari segudang masalah yang dihadapi buruh migran dan anggota keluarganya dari tahun ke tahun. Dimana hati nurani kita jika masalah TKI dan TKW selalu ditimbang dengan uang. Sudah bijakkah kita? (cardi syaukani)

21 September 2008

Menakar Komitmen Calon Presiden Mendatang

9/21/2008 by MEKARWANGI · 0 komentar
Label: ,
Aroma pesta demokrasi yang akan digelar tahun 2009 sudah mulai tercium. Kesibukan kelompok yang berkepentinganpun sudah semakin meningkat. Mulai partai politik yang sudah sibuk melakukan berbagai kegiatan untuk tampil dalam hajatan yang diselenggarakan 5 tahun sekali. Para calon anggota legislatif sudah banyak berbenah untuk kesuksesan partai masing-masing termasuk dirinya yang ingin berkantor di gedung wakil rakyat.

Kesibukan serupa juga dialami orang perorangan yang ingin menjadi orang nomor satu di negeri ini. Berbagai kampanye dilakukan baik terang-terangan maupun terselubung. Berbagai media pun digunakan untuk tujuan itu. Media televisi menjadi pilihan dalam menyampaikan visi para calon pemimpin negeri ini. Para kandidat banyak mengobral harapan kepada bangsa Indonesia untuk keluar dari keterpurukan dalam berbagai aspek kehidupan terutama keterpurukan ekonomi. Sesungguhnya para kandidat menyadari ini yang menjadi kebutuhan yang mendesak bagi rakyat yang akan dipimpinnya kelak. Kata kemiskinan dan kesejahteraan bangsa menjadi jargon dalam kampanye mereka.

Berbagai kelompok masyarakatpun disasar. Kelompok petani, nelayan, pedagang tradisional, dan lain sebagainya. Yang belum kelihatan dari para kandidat adalah kepedulian kepada kelompok bangsa yang menjadi buruh migran yang tersebar di berbagai negara. Sesungguhnya mereka tidak kalah menderitanya dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang ada di Indonesia. Kalau para calon pemimpin bersedia untuk jujur, sesungguhnya para buruh migranlah yang selama ini telah dan terus memberikan andil sangat besar bagi tegaknya Indonesia dari keterpurukan ekonomi yang akut.

Harapan buruh migran dan juga anggota keluarganya bukan pada ketersediaan ruang di hati para kandidat pemimpin agar menunjukan kepeduliannya hanya sebatas lips service semata. Wujud kongkrit dari kinerja para pemimpin untuk mengatasi masalah penganguran atau langkanya lapangan kerja bagi rakyatnya . Karena persoalan inilah yang menjadi pendorong utama rakyat Indoensia terpaksa meninggalkan keluarganya untuk mencari kehidupan yang layak di negara lain. Mencari kehidupan yang layak memang dijamin alias tidak dilarang dalam Undang-undang Dasar 1945. Namun demikian, undang-undang itu belum sepenuhnya dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan hidup yang layak bagi sebagian besar masyarakat pedesaan. Inilah yang akan menjadi tantangan berat bagi pemimpin mendatang. Siapapun yang menjadi presiden Indonesia periode mendatang pekerjaan besar sudah siap menunggu.

Isu-isu buruh migran yang belakangan masih menyimpan beragam kisah duka sudah bukan saatnya lagi dijadikan sekedar isu politik kelompok yang berkepentingan. Yang mendesak dilakukan adalah mengatasi masalah yang dihadapi buruh migran. Amanah ini harus dipikul oleh siapapun yang menjadi pemimpin mendatang dan tentu saja harus dibarengi partisipasi seluruh komponen bangsa untuk ikut ambil bagian dalam melaksanakan amanah tersebut.Semoga berhasil. (cardi syaukani)

Belajar untuk Kemajuan Bersama

Suasana belajar yang santai tapi tetap serius mendalami materi yang sedang dibahas

Jakarta -- Pada zaman globalisai banyak orang yang tidak merasa cukup belajar dari pendidikan formal untuk meningkatkan kemampuan teknis dan non teknis. Kondisi ini banyak dimanfaatkan banyak orang untuk meraih keuntungan dengan menyelenggarakan pendidikan atau latihan. Banyak lembaga kursus muncul dengan beragam materi yang ditawarkan. Pendidkan atau latihan tersebut tentu menurut kebanyakan orang relatif mahal apalagi bagi masyarakat pedesaan yang berpenghasilan rendah harus kecewa. Mahalnya biaya pendidikan atau kursus cukup beralasan. Pada umumnya pelatihan diselenggarakan di tempat tertentu (hotel misalnya) dengan jumlah peserta terbatas dan honor pelatih dan penyelenggara yang relatif tinggi.
.
Kondisi seperti ini tidak membuat temen-teman paguyuban yang notabene berasal dari pedesaan pantang menyerah. Dengan berbekal peralatan pinjaman, teman-teman belajar serius untuk meningkatkan kemampuannya. Idealnya memang pendidikan dan pelatihan yang kami lakukan harus mendatangkan pelatih yang profesional untuk menjadi tutor. Akan tetapi persoalan biaya untuk membayar tutor yang sangat tidak terjangkau maka belajarpun tanpa kehadiran tutor profesioal. lantas bagaimana cara kami belajar?
.
Kami belajar harus berperan ganda. Sebagai peserta pelatihan juga sebagai tutor. Pendekatan yang kami tempuh adalah belajar sesama teman. Tidak menjadi masalah lagi perbedaan umur pda proses belajar seperti ini. Bagi yang lebih tahu tentang materi pelajaran maka berkewajiban mengajari orang yang lain meskipun usianya lebih tua. Dengan semangat kekeluargaan kami belajar bersama untuk saling mengisi kekurangan dan berbagi kelebihan kepada orang lain. Dengan demikian kendala biaya pendidikan atau pelatihan yang mahal sedikit demi sedikit bisa kami atasi.
.
Bicara soal tingkat pencapaian kemampuan dengan belajar seperti ini cukup efektif karena kami belajar menggunakan motode pemecahan masalah atau istilahnya problem solving. Kami belajar apa yang ingin kami ketahui dan langsung bisa dikerjakan sehingga belajar menjadi tepat sasaran. Dengan demikian kendala mahalnya biaya pelatihan dapat diatasi tanpa harus kehilangan semangat untuk berkarya demi sesama. [sy]

12 September 2008

Sarasehan di Radar Cirebon

9/12/2008 by MEKARWANGI · 0 komentar
Label: ,
Cirebon -- Cardi Syaukani dan A. Sutrisno dari Pakubumi menghadiri sarasehan yang diselenggarakan di aula Harian Umum Radar Cirebon, 12 September 2006. Sebagai narasumber dalam sarasehan adalah kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat yang hadir beserta rombongan. Hadir pula para pejabat terkait dari wilayah III Cirebon seperti Kadisnaker Kab. Kuningan, Kadisnaker Kab. Cirebon serta stafnya.

Kegiatan sarasehan merupakan rangkaian kegiatan kepala BNPTKI karena sebelumnya telah melakukan kegiatan peresmian Pusat Bursa Tenaga Kerja Luar Negeri. Selain para pejabat, hadir pula para mantan buruh migran, calon buruh migran, para sponsor atau petugas lapangan.


Tidak banyak kemajuan dalam sarasehan tersebut karena hal-hal yang dibahas masih seputar permasalah yang dialami oleh para buruh migran belum menyentuk akar persoalan buruh migran yang kompleks. Bahkan kunjungan di Cirebon sebagai bagian dari Safari Ramadhan dinilai kental suasana politisnya. Menurut salah seorang pejabat, Disnakertrans Kab. Cirebon merasa keberatan dengan diluncurkannya program dari BNP2TKI tersebut sebab menurutnya jika program tersebut bertujuan untuk menghapuskan atau mengurangi aktifitas para calo yang tidak bertanggung jawab justru program tersebut seperti melembagakan para calo sedang peran dinas di daerah seakan dikebiri. [sy]

01 September 2008

Khanifah di RS Polri

Jakarta -- Tadi sore ke RS Polri. Bagian Informasi menyuruh cek ke Bagian PPT. Bagian PPT memberi tahu Khanifah ada di Bagian Trafficking, Ruang Parkit 2. Di sana menunggu agak lama karena para pasien korban trafficking sedang diperiksa dokter. Akhirnya bisa bertemu Khanifah sekitar jam 5 sore. Kondisinnya dan kandungannya baik-baik saja. Alhamdulillah. Puji Syukur.

Kami tanyakan soal proses pemulangannya ke Malang. Menurutnya, dia akan dipindahkan ke Depsos. Entah berapa lama akan ditampung Depsos. Sekarang kami sedang berpikir untuk memulangkan Khanifah secara swadaya. Artinya, cari uang sendiri. Syukur-syukur kami punya uang agar ada orang yang bisa menemaninya sampai rumah. Kalau uangnya pas-pasan maka terpaksa Khanifah harus pulang sendiri naik travel. Kami akan wanti-wanti pada supir travelnya agar mengantarnya sampai rumah dan menjaganya baik-baik selama di perjalanan.

Khanifah tadi bercerita bahwa dia dipulangkan oleh IOM beserta 18 TKW korban trafficking lainnya yang berada di KBRI Malaysia. Tadinya Khanifah sudah hampir tidak bisa ikut pemulangan kemarin. Tapi Khanifah memohon pada pihak KBRI. Kalau tidak pulang dengan kloter yang kemarin maka Khanifah harus tunggu 2,5 bulan lagi. Syukurlah dia bisa ikut pulang. Pulang ke Indonesia. Sekarang tinggal bagaimana Khanifah bisa pulang sampai Malang. [rp]

23 Agustus 2008

Kasus Khanifah, Malaysia

Jakarta -- Siang tadi Arman dari Paseban Malang menerima sms dari Malaysia yang isinya: "Khanifah ada di keduataan Kuala Lumpur. Sy sdh ajar dia buat aduan. Ejen d M'sia Mr. Hong jual dia 3 kali ke Mr. Tan dan Mr. Ken di Kuala Lumpur dan Ms. Wong di Kuantan, smua tipu dan mau jual anaknya." Karena Arman tidak punya pulsa untuk telepon ke Kuala Lumpur, jadi dia minta tolong kami yang di Jakarta untuk telepon orang yang kirim sms itu.

Si ibu Suwar yang mengirim sms bercerita kepada kami bahwa Khanifah sudah di KBRI. Khanifah maupun bayi di kandungannya dalam keadaan baik. Ibu itu memberi Khanifah 200 ringgit utk sekedar beli keperluan kecil sehari-hari. Dia tidak bisa memberi uang transport untuk pulang ke Indonesia. Makanya Khanifah diantar ke Kedutaan. Menurutnya lebih aman di kedutaan ketimbang di luar seperti kemarin dimana dia diperjualbelikan dari satu tangan ke tangan lain. Ibu Suwar menyarankan kami follow-up dengan pihak Kedutaan hari Selasa saja. Sebab kalau Senin biasanya sibuk sekali.

Rencananya Senin besok kami akan ke BNP2TKI untuk urus 4 kasus yang menimpa buruh migran perempuan 3 dari Malang, dan 1 dari Cilacap -- 2 kasus terjadi di Taiwan, 1 di Saudi dan 1 di Malaysia... kasus Khanifah ini.

20 Agustus 2008

Permohonan Bantuan Penangan Kasus

Jakarta -- Malam ini rekan kami Arman dari Paguyuban Paseban-Malang melaporkan 2 kasus yang dialami 2 buruh migran perempuan. 1 kasus terjadi di Taiwan. Buruh migran perempuan asal Desa Kanigoro-Malang, selama 6 bulan ini mengalami luka berat akibat kecelakaan. Kondisi tersebut membuatnya sulit bekerja. Meskipun demikian majikannya tidak mau memberinya ijin untuk pulang. Kasus lainnya terjadi di Saudi Arabia. Seorang buruh migran asal Gondangdia-Malang telah dianiaya oleh majikan dan selama 3 tahun gajinya tidak dibayar. Besok Arman akan mengirim detail kasus tersebut via email.

Mulai sekarang kami menyarankan teman-teman paguyuban agar mengirimkan berkas laporan kasus via email. Yang selama ini dilakukan, yakni pengiriman via faks, dirasa tidak efektif. Karena dokumen yang dikirim via faks harus berkali-kali difotokopi untuk kemudian diserahkan kepada mereka yang menangangi kasus tersebut. Dengan email, dokumennya bisa langsung dikirim. Selain itu keuntungan lain dari email adalah kami punya back-up data kasus yang tersimpan di dalam inbox email. [rp]

02 Agustus 2008

Pak Kamisun: Melayani Warga Desa

8/02/2008 by MEKARWANGI · 0 komentar
Label: , ,
Pak Kamisun baru beberapa bulan ini terpilih menjadi Kepala Desa [Kades] Wlahar. Meski baru beberapa bulan, namun beliau sudah mulai melakukan kerja-kerja riil berupa pelayanan untuk warga desanya.

Bulan lalu, misalnya, Pak Kamisun ikut menangani kasus TKW bernama Sukarni yang meninggal di Taiwan. Jenazah berhasil dipulangkan dan dimakamkan di Cilacap. Setelah itu Pak Kamisun bersama keluarga korban ke Jakarta untuk mengurus klaim asuransi di PT Suma Jaya. Pak Kamisun bercerita bahwa jumlah uang asuransi yang mestinya diterima keluarga korban sebesar Rp. 45.000.000,-. Namun orang tua korban melihat seorang staff PT Suma Jaya mengambil satu bendel uang kemudian bertanya ke Pak Kamisun, “Pak, satu bendel uang itu jumlahnya berapa? Saya melihat orang PT mengambil satu bendel uang itu,” Mendengar itu, Pak Kamisun menegur staff tersebut. Ternyata satu bendel uang sejumlah Rp. 5.000.000,- diambilnya. Pak Kamisun mempertanyakan hal itu. Setelah beradu argumen, akhirnya staff PT Suma Jaya tersebut mengurangi jumlah yang diambilnya menjadi Rp. 2.500.000,-. Meski keberatan dengan hal ini sebab semestinya uang asuransi kematian TKW tidak dipotong oleh perusahaan jasa pengerah tenaga kerja, namun Pak Kamisun tidak bisa berbuat apa-apa di sana. Ketika sudah kembali ke Wlahar, Pak Kamisun menceritakan kejadian itu kepada Paguyuban Peduli Buruh Migran Indonesia [PPBMI] yang ada di desanya. PPBMI yang termasuk dalam Jaringan Paguyuban Peduli Buruh Migran “Mekarwangi” akan menindaklanjuti kasus tersebut.

Jarang sekali ada seorang Kades yang mau repot-repot menangani kasus TKW sampai harus ke Jakarta. Ketika beberapa warga ditanya perihal ini ada yang mengatakan bahwa Pak Kamisun benar-benar mempelajari kebutuhan warganya dan beliau juga paham akan kewajibannya sebagai Kepala Desa untuk melayani warganya. Selain itu Pak Kamisun dikenal sebagai orang yang tidak selalu perpatokan pada garis struktural. Siapa saja tanpa memandang latar belakang boleh melakukan apa saja asalkan hal itu membawa manfaat bagi warga desa dan tidak mengganggu kehidupan di desa.

Di tengah kerinduan masyarakat akan adanya pemimpin yang melayani, warga Desa Wlahar, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap beruntung memiliki sosok pemimpin seperti itu. [rp]
...
Keterangan Foto: Pak Kamisun [paling kiri] sedang berbincang-bincang dengan anggota Jaringan Paguyuban Peduli Buruh Migran “Mekarwangi”.

27 Juli 2008

Sehari di Kuningan 2

Membuang ulat di daun bawang

Kuningan -- Setelah diksusi dengan pengurus paguyuban Kemuning, kami berwisata ke sawah yang sangat indah. Di sana kami berbaur dengan para petani yang sedang beraktifitas. Pada sore hari, para petani melakukan kegiatan rutinnya mengaliri sawah melalui irigasi. Pada musim kemarau para petani jarang bisa menanam padi. Sebagai gantinya mereka beralih menanam sayuran seperti daun bawang, jagung, ubi, seledri, tomat, cabai, kacang panjang, buncis dan lain-lain.

Sehari di Kuningan 1

Diskusi di Sekretariat Paguyuban Kemuning

Kuningan -- Jaringan Paguyuban Mekarwangi yang diwakili oleh Arman [Malang], Narsidah [Purwokerto] serta Riana, Siska dan Henri [Jakarta] bertemu dengan anggota Paguyuban Kemuning - Kuningan, antara lain Titin Hartini, Sueb, dan wakil pemerintah Desa Sidamulya untuk membicarakan peluang-peluang pemberdayaan ekonomi bagi paguyuban dan komunitas desa. Beberapa gagasan yang muncul adalah usaha simpan-pinjam dan wisata desa. Tentang wisata desa itu, Paguyuban Kemuning akan melakukan beberapa tindak lanjut yakni mendata tempat-tempat dan kegiatan-kegiatan di desa yang layak untuk dijadikan program wisata. Sementara Jaringan Mekarwangi akan melakukan upaya-upaya pemasaran.

03 Juli 2008

Gara-gara Miliki HP TKW Dipenjara di Saudi Arabia

Cirebon -- Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cirebon Drs, H Dudung Mulyana, kecewa setelah diketahui TKW asal Desa Gebang Kulon Kecamatan Gebang, Muniri, 27, dijebloskan ke penjara Al-Malash An-Nisa Riyadh Arab Saudi, hanya gara-gara kedapatan memiliki HP (handphone).

Gara-gara Miliki HP TKW Dipenjara di Saudi Arabia Kadisnaker Cirebon: Hingga Kini 9 TKW yang Hilang Belum Ditemukan Sumber, Pelita Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cirebon Drs, H Dudung Mulyana, kecewa setelah diketahui TKW asal Desa Gebang Kulon Kecamatan Gebang, Muniri, 27, dijebloskan ke penjara Al-Malash An-Nisa Riyadh Arab Saudi, hanya gara-gara kedapatan memiliki HP (handphone). Hal itu diungkapkannya Selasa (3/7) kepada Pelita di ruang kerjanya.

Kekecewaan itu bertambah setelah mengetahui, dijebloskannya Muniri sudah berlangsung tujuh bulan tanpa proses pengadilan. Selain Muniri juga TKW lain bernama Julaeha juga dari Gebang Kulon bernasib sama. Julaeha dituduh menyantet majikannya dan sudah dipenjara selama 20 bulan di penjara yang sama tanpa proses pengadilan. Hal itu menurut Dudung terungkap saat keluarganya mengadukan kasus mereka ke Paguyuban Keluarga Buruh Migran Indonesia (Pakubumi), yang diketuai oleh Cardi Syaukani, beberapa waktu lalu.

Muniri dituduh oleh majikannya melanggar kesepakatan kerja, hingga akhirnya dia diciduk Kepolisian Arab Saudi. Masalah Muniri juga didapat dari kesaksian Lela Nurlela TKW asal Kecamatan Losari yang sempat ditahan bersama dengan Muniri.

Dalam hal ini pihak Disnakertrans sudah meminta keterangan kepada Keluarga Muniri. Pihak Pakubumi telah meminta bantuan kepada KBRI di Riyadh, dan lembaga terkait lainnya, untuk meminta pembebasan para TKW yang bernasib malang itu. Juga mengirimkan surat kepada Presiden SBY, Menakertrans dan Bupati Cirebon. Pakubumi juga telah melakukan desakan kepada PJTKI PT SS di Tebet Jakarta, serta agensi An Negair di Riyadh.

Dudung Mulyana yang didampingi Kasie Penempatan dan Perluasan Kerja, H Juhri Ashari, mengatakan selain menjenguk keluarga Muniri sebagai bentuk peduli, juga mengirim surat kepada perusahaan yang memberangkatkannya. Dudung mengharapkan kepada PJTKI tersebut agar setiap pemberangkatan TKI khususnya TKW agar melaporkan data lengkap mereka. Dan pihak-pihak sponsor (yang lebih cenderung bertindak seperti calo) agar bertanggungjawab.

Salah satu hal yang krusial adalah jangan sampai pihak PJTKI memalsukan data paspor. Hal ini sudah sangat sering terjadi, sehingga berakibat selain salah informasi juga terjadi pihak berwenang terlambat mengetahui permasalahannya. Kasus TKW sangat rentan terjadi kasus traficking. Sembilan TKW lainnya yang hilang dan belum ditemukan hingga kini. Seperti yang diberitakan koran ini Jumat, tanggal 29 Juni lalu. Sehingga PC NU Kabupaten Cirebon berinisiatif bekerjasama dengan Polres Kabupaten Cirebon membentuk jaringan Anti Traficking.

Kepada semua pihak Dudung menyerukan agar tidak terjadi penipuan. Pada bulan Februari lalu, sebenarnya pihak Disnakertran telah berupaya untuk mensosialisasikan berbagai persoalan terkait dengan para pencari kerja di luar negeri. (ck-71)

Sumber : HU Pelita

23 Juni 2008

TKI Adipala Meninggal di Taiwan

CILACAP-- Jenazah Sukarmi (24), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Wlahar, Kecamatan Adipala, Cilacap yang meninggal di rumah majikannya Shen Qin Yong, warga Ru Yi Street No 17 Lane 19, Xindian City, Taiwan, dibawa pulang.

Jenazahnya tiba di rumah duka, Sabtu lalu pukul 22.20. Kedatangannya disambut tangis keluarganya. Kedua orang tua korban, Rusdi dan Rasikem, tak mampu menahan duka atas kematian anak perempuannya itu.

Keduanya terus menitikkan air mata di samping jenazah. Tetangga sekitar berdatangan untuk menyampaikan ucapan bela sungkawa. Kemarin, jenazah Sukarmi dimakamkan di tempat pemakaman umum desa.

Data yang diperoleh Suara Merdeka menyebutkan berangkat ke Taiwan sekitar bulan Januari 2008 melalui sebuah PJTKI di Cilacap.

Korban bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Taiwan. Sukarmi dikabarkan meninggal dunia pada 19 Mei 2008 sementara kabar baru diterima keluarga sekitar tanggal 23 Mei 2008. Belum diketahui secara pasti apa penyebab kematian korban. Kabarnya dia ditemukan tergeletak di kamarnya dan kemudian dibawa ke rumah sakit kemudian tidak tertolong.

Rasikem menyatakan, sejak berangkat sampai meninggal anaknya belum pernah berkirim kabar kepada keluarga secara langsung. Itu karena pesawat selulernya selalu dipegang majikannya.

’’Meski begitu dia sempat menelepon kakaknya yang bekerja di Malaysia dengan pinjam hp temannya,’’ kata Rasikem.

Diurus Perusahaan

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cilacap Dra Hj Yayah Sobriah MM melalui Kasi Bimbingan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri, Sutiknyo SH, mengatakan kepulangan jenazah Sukarmi diurus oleh perusahaan yang memberangkatkan.

Ketua Paguyuban Peduli Buruh Migran Indonesia (PPBMI) Kecamatan Adipala, Agus Widodo, mengatakan, kepulangan jenazah sesuai dengan rencana.
’’Direncanakan jenazah tiba di Desa Wlahar Sabtu pukul 22.00-23.00. Ternyata pukul 22.20 mobil yang membawa jenazah korban sudah sampai di rumah duka.’’(ag,G21-27,55)


Sumber: Suara Merdeka

TKW Meninggal di Luar Negeri

Cilacap -- SATU lagi tenaga kerja wanita (TKW) asal Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) yang meninggal di luar negeri. Kali ini adalah Sukarmi, 24, asal Desa Wlahar, Kecamatan Adipala, yang tewas di Taiwan. Sebelumnya dalam bulan ini, sudah dua TKW asal Cilacap yang meninggal di Malaysia dan Hong Kong.
Setelah datang pada Sabtu (21/6) tengah malam, jenazah Sukarmi dimakamkan di tempat permakaman umum (TPU) Desa Wlahar kemarin. Kedatangan dan penguburan jenazah Sukarmi diwarnai isak tangis keluarga dan kerabat termasuk orang tuanya, Rusdi dan Rasikem.

Sukarmi berangkat ke Taiwan sekitar Januari 2008 melalui PT Suma Jaya Perwakilan Cilacap. Keluarganya baru mengetahui kematian Sukarmi pada 23 Mei lalu, setelah dikabarkan meninggal pada 19 Mei. Menurut informasi yang diterima keluarga, Sukarmi meninggal setelah tergeletak pingsan di rumah majikannya. Meski sudah dibawa ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.

"Berdasarkan informasi tertulis yang diterima dari RS, Sukarmi meninggal karena sakit paru-paru atau pernapasan," ungkap Ketua Paguyuban Peduli Buruh Migran Indonesia (PPBMI) Desa Wlahar Agus Widodo. (LD/M-3)

Sumber: Media Indonesia

16 Juni 2008

Dialog Kepala BNP2TKI dengan Komunitas BMI Cilacap

Paguyuban Peduli Buruh Migran Migran [PPBMI] Wlahar bekerja sama dengan Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyelenggarakan dialog antara Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat dengan komunitas buruh migran Cilacap Minggu Malam, 15 Juni 2008 di Aula Kantor Kepala Desa Wlahar, Kec. Adipala Kab. Cilacap. Dalam kesempatan tersebut hadir Kadisnaker Kab. Cilacap,pejabat Tripika Kecamatan Adipala serta Kamisun, Kepala Desa Wlahar selaku tuan rumah. Selain rombongan pejabat dari pusat ikut juga pejabat BNP3TKI Propinsi Yogyakarta dan Semarang.

Acara dialog diselenggarakan mengingat Kab. Cilacap sebagai daerah kantong buruh migran tidak luput dari berbagai persoalan. Hal tersebut mengundang keprihatinan PPBMI Wlahar untuk melakukan berbagai langkah preventif agar buruh migran yang bermasalah dapat diatasi atau setidaknya dapat diminimalisir pada anggka yang terendah. Demikian munurut Agus Widodo ketua penyelenggara dialog.

Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Kab. Cilacap berjanji akan merespon kasus-kasus yang diadukan kepadanya serta berpesan agar kasus yang bisa ditangani di daerah tidak perlu langsung ke Jakarta. Komitmen itu disembut positif oleh sekitar 200 peserta dialog yang selama ini Dinas dianggap belum maksimal kepeduliannya terhadap buruh migran bermasalah.

Pada sesi tanya-jawab, Muyas Sarah dari KPI Cilacap selaku moderator hanpir kewalahan mengatur jalannya sisi ini mengingat banyaknya peserta yang ingin diberi kesempatan untuk bertanya atau sekedar menyampaikan unek-uneknya yang selama ini terpendam. Namun demikian karena keterbatasan waktu moderator harus mengakhir acara dialog. Sebagian peserta kecewa karena kesempatan untuk bertanya urung dilakukan karena keterbatasan waktu.

14 Mei 2008

Dialog antara Kepala BNP2TKI dengan Komunitas BMI Cirebon

Cirebon -- Banyak calon tenaga kerja Indonesia khususnya tujuan Korea menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Biaya resmi yang berkisar 5,6 juta melambung tinggi hingga puluhan juta bahkan sampai menembus angka 40 juta lebih. Hal tersebut terungkap dalam dialog interaktif antara Kepala BNP2TKI (Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) Moh Jumhur Hidayat dengan komunitas buruh migran Cirebon yang diselenggaran di Aula Kantor Kuwu Desa Kalimekar Kec. Gebang 14 Mei 2008 . Dialog itu diselenggarakan oleh Pakubumi (Paguyuban Keluarga Buruh Migran Indonesia) bekerja sama dengan BNP2TKI bertujuan untuk menjawab kesimpangsiuran yang terjadi di tengah masyarakat terkait mekanisme menjadi buruh migran yang benar.

Jumhur sendiri mengakui persoalan penipuan itu kerap terjadi dimana-mana. Penipuan bisa dilakukan oleh siapa saja. Mulai dari oknum calo atau sponsor, PJTKI, bahkan aparat pemerintah juga terlibat. Ketika disinggung apakah ada orang dalam BNP2TKI yang ikut bermain dalam proses sending calon TKI ke Korea? Secara tegas Jumhur membenarkan hal itu terjadi di lembaga yang dipimpinnya. Menurut pengakuannya, orang BNP2TKI yang dimaksud sudah mendapat sangsi yang amat keras.

Dialog yang dipandu oleh Cardi Syaukani, Ketua PAKUBUMI mendapat respon yang positif dari masyarakat setempat. Kapasitas ruangan kantor Kuwu sudah tidak mampu menampung peserta dialog yang jumlahnya tidak kurang 150 orang sehingga banyak peserta dialog yang rela berdiri di luar ruangan. Selain komunitas buruh migran yang berasal dari desa setempat hadir pula komunitas dari desa-desa sekitarnya. Sementara itu Bupati Cirebon Drs. H. Dedi Supardi MM, berhalangan hadir dalam dialog tersebut. Dari unsur pemerintah daerah yang hadir Kasi Penempatan Disnakertrans Kab. Cirebon Drs. Juri Azhari yang turut memberi kata sambutan mewakili Kadisnakertran yang tidak bisa hadir karena ada acara di Pendopo. [sy]

18 April 2008

Selamat untuk Arman & Linda


Jakarta -- Rekan kami dari Paguyuban Paseban-Malang, Suparman [Arman] menikah dengan Linda pada tanggal 18 April 2008 di Jakarta. Koordinator Jaringan Mekarwangi, Cardi Syaukhani, menjadi saksi akad nikah tersebut.

Arman bertemu Linda di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta. Saat itu Arman sedang menangani kasus Supiani, buruh migran perempuan yang ditembak oleh anak majikan. Selama kurang lebih seminggu menunggui Supiani di rumah sakit, Arman berkenalan dengan Linda yang menunggui kerabatnya yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut. Dan cintapun bermekaran diantara mereka. Sampai akhirnya menikah.
Selamat menempuh hidup baru untuk Arman dan Linda....[rp]
ANGGOTA MEKARWANGI:
MEKARWANGI MEMBERS:









Kesan & Pesan


ShoutMix chat widget