23 Agustus 2008

Kasus Khanifah, Malaysia

Jakarta -- Siang tadi Arman dari Paseban Malang menerima sms dari Malaysia yang isinya: "Khanifah ada di keduataan Kuala Lumpur. Sy sdh ajar dia buat aduan. Ejen d M'sia Mr. Hong jual dia 3 kali ke Mr. Tan dan Mr. Ken di Kuala Lumpur dan Ms. Wong di Kuantan, smua tipu dan mau jual anaknya." Karena Arman tidak punya pulsa untuk telepon ke Kuala Lumpur, jadi dia minta tolong kami yang di Jakarta untuk telepon orang yang kirim sms itu.

Si ibu Suwar yang mengirim sms bercerita kepada kami bahwa Khanifah sudah di KBRI. Khanifah maupun bayi di kandungannya dalam keadaan baik. Ibu itu memberi Khanifah 200 ringgit utk sekedar beli keperluan kecil sehari-hari. Dia tidak bisa memberi uang transport untuk pulang ke Indonesia. Makanya Khanifah diantar ke Kedutaan. Menurutnya lebih aman di kedutaan ketimbang di luar seperti kemarin dimana dia diperjualbelikan dari satu tangan ke tangan lain. Ibu Suwar menyarankan kami follow-up dengan pihak Kedutaan hari Selasa saja. Sebab kalau Senin biasanya sibuk sekali.

Rencananya Senin besok kami akan ke BNP2TKI untuk urus 4 kasus yang menimpa buruh migran perempuan 3 dari Malang, dan 1 dari Cilacap -- 2 kasus terjadi di Taiwan, 1 di Saudi dan 1 di Malaysia... kasus Khanifah ini.

20 Agustus 2008

Permohonan Bantuan Penangan Kasus

Jakarta -- Malam ini rekan kami Arman dari Paguyuban Paseban-Malang melaporkan 2 kasus yang dialami 2 buruh migran perempuan. 1 kasus terjadi di Taiwan. Buruh migran perempuan asal Desa Kanigoro-Malang, selama 6 bulan ini mengalami luka berat akibat kecelakaan. Kondisi tersebut membuatnya sulit bekerja. Meskipun demikian majikannya tidak mau memberinya ijin untuk pulang. Kasus lainnya terjadi di Saudi Arabia. Seorang buruh migran asal Gondangdia-Malang telah dianiaya oleh majikan dan selama 3 tahun gajinya tidak dibayar. Besok Arman akan mengirim detail kasus tersebut via email.

Mulai sekarang kami menyarankan teman-teman paguyuban agar mengirimkan berkas laporan kasus via email. Yang selama ini dilakukan, yakni pengiriman via faks, dirasa tidak efektif. Karena dokumen yang dikirim via faks harus berkali-kali difotokopi untuk kemudian diserahkan kepada mereka yang menangangi kasus tersebut. Dengan email, dokumennya bisa langsung dikirim. Selain itu keuntungan lain dari email adalah kami punya back-up data kasus yang tersimpan di dalam inbox email. [rp]

02 Agustus 2008

Pak Kamisun: Melayani Warga Desa

8/02/2008 by MEKARWANGI · 0 komentar
Label: , ,
Pak Kamisun baru beberapa bulan ini terpilih menjadi Kepala Desa [Kades] Wlahar. Meski baru beberapa bulan, namun beliau sudah mulai melakukan kerja-kerja riil berupa pelayanan untuk warga desanya.

Bulan lalu, misalnya, Pak Kamisun ikut menangani kasus TKW bernama Sukarni yang meninggal di Taiwan. Jenazah berhasil dipulangkan dan dimakamkan di Cilacap. Setelah itu Pak Kamisun bersama keluarga korban ke Jakarta untuk mengurus klaim asuransi di PT Suma Jaya. Pak Kamisun bercerita bahwa jumlah uang asuransi yang mestinya diterima keluarga korban sebesar Rp. 45.000.000,-. Namun orang tua korban melihat seorang staff PT Suma Jaya mengambil satu bendel uang kemudian bertanya ke Pak Kamisun, “Pak, satu bendel uang itu jumlahnya berapa? Saya melihat orang PT mengambil satu bendel uang itu,” Mendengar itu, Pak Kamisun menegur staff tersebut. Ternyata satu bendel uang sejumlah Rp. 5.000.000,- diambilnya. Pak Kamisun mempertanyakan hal itu. Setelah beradu argumen, akhirnya staff PT Suma Jaya tersebut mengurangi jumlah yang diambilnya menjadi Rp. 2.500.000,-. Meski keberatan dengan hal ini sebab semestinya uang asuransi kematian TKW tidak dipotong oleh perusahaan jasa pengerah tenaga kerja, namun Pak Kamisun tidak bisa berbuat apa-apa di sana. Ketika sudah kembali ke Wlahar, Pak Kamisun menceritakan kejadian itu kepada Paguyuban Peduli Buruh Migran Indonesia [PPBMI] yang ada di desanya. PPBMI yang termasuk dalam Jaringan Paguyuban Peduli Buruh Migran “Mekarwangi” akan menindaklanjuti kasus tersebut.

Jarang sekali ada seorang Kades yang mau repot-repot menangani kasus TKW sampai harus ke Jakarta. Ketika beberapa warga ditanya perihal ini ada yang mengatakan bahwa Pak Kamisun benar-benar mempelajari kebutuhan warganya dan beliau juga paham akan kewajibannya sebagai Kepala Desa untuk melayani warganya. Selain itu Pak Kamisun dikenal sebagai orang yang tidak selalu perpatokan pada garis struktural. Siapa saja tanpa memandang latar belakang boleh melakukan apa saja asalkan hal itu membawa manfaat bagi warga desa dan tidak mengganggu kehidupan di desa.

Di tengah kerinduan masyarakat akan adanya pemimpin yang melayani, warga Desa Wlahar, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap beruntung memiliki sosok pemimpin seperti itu. [rp]
...
Keterangan Foto: Pak Kamisun [paling kiri] sedang berbincang-bincang dengan anggota Jaringan Paguyuban Peduli Buruh Migran “Mekarwangi”.
ANGGOTA MEKARWANGI:
MEKARWANGI MEMBERS:









Kesan & Pesan


ShoutMix chat widget